BRIM 2015

Bulan nie.. Dec 2014.. Semua pakat sibuk dok kemaskini BRIM.. hihih.. ada juga yang baru nk mohon balik.. :D 

Semoga permohonan anda semua dilancarkan.. Berdasarkan Bajet 2015 baru2 nie.. Brim 4.0 ditambahbaik dengam menambah kan lagi nilai BRIM tersebut.. 


wah ini berita gembira kepada semua.. best2.. at least mengurangkan beban para ibu bapa dimana sesi persekolah bakal dibuka tidak lama lagi.. boleh lah tampung ckit2 mana patut kan.. disini saya sertakan syarat kelayakan untuk mohon BRIm 2015.. semoga berjaya kepada semua pemohon BRIM 2015.. :D



0 comments:

Post a Comment

Kerajaan Brunei Haramkan 19 Perkataan Ini Untuk Orang Bukan ISLAM

Sepertimana yang kita tahu, Hukum Hudud telahpun dilaksanakan di Brunei. Kini pula Kerajaan Brunei juga telah mengharamkan penggunaan 19 perkataan, termasuk ALLAH dan masjid, oleh orang bukan Islam di negara itu.



Brunei Times melaporkan, pengharaman itu berkuat kuasa bulan ini di bawah Kod Panel Syariah.

Lain-lain perkataan diharamkan adalah azan, baitullah, al-Quran, fatwa, firman ALLAH, hadis, haji, hukum syarak, Ilahi, kaabah, kalimah syahadat, kiblat, imam, mufti, mukmin, solat dan wali.

Pegawai Undang-Undang Syariah Kanan Unit Undang-Undang Islam Hardifadhillah Mohd Salleh berkata, Kod Penal Syariah juga diguna pakai kepada bukan Islam, termasuk kesalahan berzina dengan pasangan Islam, minum arak di tempat awam dan khalwat dengan pasangan Islam.

“Jika sabit kesalahan, hukuman adalah denda sehingga B$4,000 (RM10,400) dan/atau satu tahun penjara. Bagi pesalah zina yang dilakukan oleh seorang Muslim yang sudah berkahwin dan yang sudah berkahwin tetapi bukan Islam, kedua-dua mereka boleh dikenakan hukuman rejam sampai mati jika kesalahan itu dibuktikan oleh pengakuan atau kesaksian empat saksi,” katanya.

Menurutnya, mana-mana pihak yang menghasut lelaki atau wanita Islam bercerai atau tidak menjalankan kewajipan terhadap pasangan masing-masing, boleh dikenakan denda sehingga B$4,000 (RM10,400) dan/atau penjara setahun.

“Mana-mana ibu atau bapa beragama Islam yang ikhlas menyerahkan anak mereka dipelihara oleh orang bukan Islam, boleh dikenakan denda sehingga B$20,000 (RM52,000) dan atau penjara lima tahun,” katanya

3 comments:

Post a Comment

Kesan Zikir Terhadap Otak



Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna.

Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Semua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas.

Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut. Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan.
Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.

Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993. Satu kajian yang dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar.

Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda. Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan. Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks. Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkataan yang sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain.

Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama. Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkataan yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.

Oleh itu, saudara-saudaraku se-Islam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya. Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.

0 comments:

Post a Comment

Kenalilah Tulang Rusuk Kita!

Hye allz.. lamanya x update blogs.. maklum la sekarang kan cuti sekolah.. banyak undangan kenduri kawen.. ahaks.. kadang2 tu dlm sehari smpai 5 kenduri.. hahah.. dah berderet2 beg kenduri niee.. hihih kenyangg.. ok sempena kenduri yg banyak nie nk kongsi cerita pasal tulang rusuk.. bukan tulang untuk buat sup tulang yaa.. hahaa.. ayat sweet specially for u allz.. sebelum layan cerita tulans rusukk.. cheerss :D

  • i love you not because who you are, but because of who i am with you.
  • to the world you may be one person, but to one person you may be the world 

Baginda Mulia Rasulullah Saw. Pernah bersabda, “Barangsiapa menikah, maka dia telah memperoleh setengah bagian dari agamanya.. Maka bertakwalah kalian untuk memperoleh sebagian lainnya..” (HR Al-Hakim)
Begitu agungnya kata-kata suci itu, begitu dalamnya makna sebuah pernikahan di hadapan Nabi mulia kita, yang di dalamnya menjaminkan seseorang dari kalangan manapun juga, dari kondisi apa pun juga, dia akan memperoleh sebuah jalan ketakwaan di dalam keberagamaannya, dengan cara melewati terlebih dahulu sebuah pernikahan!
Tentunya jika Beliau Saw. mengungkapkan sebuah kalimat seperti itu, berarti makna sebuah pernikahan tidaklah sederhana, karena setengah bagian keberagamaan seseorang terjaminkan oleh hal tersebut. Jenjang pernikahan seseorang bukanlah menjadi perkara yang ringan sehingga setiap orang bisa berbondong-bondong begitu saja menempuh jalan tersebut tanpa berpikir panjang, tanpa perencanaan yang matang apalagi seringkali seseorang begitu mudah menikah dengan siapa saja yang dia anggap cocok, dan siap menikah, tanpa membangun perenungan terlebih dahulu.
Mengapa Nabi Suci mengungkapkan kalimat tersebut? Lantas sebesar apakah hikmah sebuah pernikahan?
Seringkali kita menemukan seseorang yang katanya siap untuk menikah, lantas cenderung mencari pasangan dengan kriteria-kriteria yang dibangun berdasarkan apa yang dia sukai dan yang tampak secara lahiriyah itu baik. Berdasarkan selera yang dia pahami saat itu bahkan dengan mengatasnamakan sebuah cinta, yang dasar cintanya pun tidak begitu jelas, orang dengan mudah dan dengan cepat pula merencanakan sebuah pilihan… menikah!
Seringkali pula, kita temukan di tengah masyarakat hari ini, seseorang yang begitu terbuai dengan pesona “cinta”, sehingga dia pun rela menempuh jalan pernikahan secara cepat. Segala ketakutannya akan dipandang orang yang terlambat menikah, yang tidak laku dan lain sebagainya, membuat makna pernikahan yang ada dalam benaknya adalah, hidup bersama, saling membahagiakan, saling menolong, tanpa ada keributan, cukup.
Semua itu senantiasa dikonotasikan sebagai kebahagiaan yang dia rasakan di dunia tempat berpijak hari itu. Ketika kebutuhan hidup terpenuhi, ketika harta mencukupi, ketika anak-anak bisa sekolah sampai jenjang tinggi, ketika pekerjaan yang dia mati-matian menempuhnya dapat menjamin kehidupannya hingga akhir pensiun kelak, membuat ukuran kebahagiaan hidup di dunia adalah menikah, dikaruniai anak, pekerjaan mapan, hidup tanpa masalah, rukun sampai akhir hayat…
Demikianlah masyarakat dunia luas memandang konsep sebuah pernikahan. Masyarakat barat pun meyakini sedemikian, sehingga bagi mereka yang tanpa agama pun, mereka bisa hidup bahagia di dunia. Tentu saja, akhirat di mata mereka adalah khayalan para penganut agama…
Di sisi lain, bagi sebagian masyarakat yang telah mengenal lebih dalam agama dan menjalankan syariat dengan taat, mengukur pernikahan yang agung dengan kerinduan mereka untuk bisa membangun pernikahan yang sakinah mawaddah dan rahmah. Sebuah tujuan luhur dambaan setiap Muslim.
Mereka cukup puas dengan kehidupan seperti itu. Tidak ada dalam benak mereka sebuah pertanyaan mendasar, misalanya; Mengapa harus mencintai Allah, Mengapa Allah menurunkan agama sedemikian rupa tapi faktanya umat Islam masih saja belum berhasil mengamalkan dengan benar keberagamaan mereka? Ketika antar umat Islam sendiri terjadi saling menyalahkan, saling menyerang, saling menghancurkan, saling bangga dengan kelompoknya sendiri, tapi cenderung memandang rendah kelompok lain,
Agama dipandang hanyalah sebagai perwujudan amalan lahiriyah yang telah Rasulullah Saw. ajarkan dan tidak perlu lagi membangun sebuah kesadaran baru bahwa apa yang lahiriyah telah jalankan seharusnya berimplikasi pada kesucian batiniyahnya, semisal sifat jujur, menghargai pendapat orang lain, mengakui perbedaan tapi persaudaraan tetap di jaga, tidak bergunjing dan membincangkan aib orang, serta semua amalan batin lainnya yang bisa jadi di mata mereka tidak ada hubungannya dengan ketaatan menjalankan ibadah lahiriyahnya…
Pertanyaan kita berikutnya pun muncul setelah melihat ungkapan agung Rasulullah tadi. Pernikahan seperti apa yang akan menjadi landasan kuat hingga setengah bagian agama tegak karenanya? Apakah keberagamaan seseorang cukup diukur oleh sekedar ketaatan yang tampak lahiriyah belaka? Lantas bagaimana perasaan kita ketika mengetahui berita pembunuhan tiga orang anak kecil, oleh ibunya sendiri, di bulan juni 2006 lalu? Tentu ini tamparan keras bagi kita, umat islam seluruhnya. Apalagi setelah mengetahui keluarga ini berasal dari pasangan suami-istri yang notabene merupakan aktivis sebuah masjid besar di kota Bandung. Potret keluarga taat beragama dalam pandangan masyarakat luas.
Lantas, keberagamaan seperti apa yang kemudian dapat dijadikan sebagai titik kerinduan, dan pengharapan kita? Seandainya syariat agama itu tegak, awal mulanya adalah ketika terbangunnya sebuah model pernikahan ideal, yang kelak buahnya adalah sebuah ketakwaan sejati di hadapan Allah… Sulitkah menegakkan model ideal sebuah penikahan agung macam ini?
Untuk itulah, semoga kiranya uraian dan ajakan renungan kali ini bisa memberi sudut pandang yang baru tentang sebuah konsep pernikahan dan penemuan pasangan sejati yang menjadi kerinduan setiap manusia di manapun berada..
Dan bagi saya, menuliskan judul “Mencari Tulang Rusuk Kita” sebagai simbol pencarian akan pasangan sejati yang telah Allah tetapkan di alam azali. Dengan pengertian bahwa ajakan renungan ini bukan hanya sekedar diperuntukkan bagi kaum laki-laki yang tengah mencari “tulang rusuk” nya yang hilang, tapi juga diperuntukan secara khusus bagi kaum perempuan yang menjadi “sang tulang rusuk” yang fitrahnya memang merindukan kehadiran pasangan sebagai tempat kembalinya ia, tempat bersandar dan sekaligus tempat dia menyerahkan seluruh urusan dunia dan akhiratnya kepada sang pemilik sejati “tulang rusuk” dirinya….
Kiranya Allah Yang Maha Penganugerah Cinta, senantiasa melimpahkan kita semua sebuah rasa cinta sejati… rasa cinta yang menjadi energi terbesar hidup yang akan membuat hidup lebih agung dan lebih bermakna, hidup lebih berharga dan makna indah rumah tangga akan lebih bisa dirasakan oleh setiap insan di manapun berada…
Kiranya Dia Ta’ala memenuhi dambaan setiap umat Muhammad Saw. akan tegaknya rumah tangga yang sakinah, tenang jiwa walaupun fisik diuji dengan berbagai dinamika kehidupan, dihadapkan pada ujian kemiskinan, ketakutan, dan pesoalan kesehariannya yang semakin lama semakin kompleks seiring dengan kompleksitas kehidupan pula.
Allah juga anugerahkan sebuah kehidupan mawaddah, tatkala setiap diri beserta pasangannya terikat kuat untuk saling meringankan satu sama lain, saling menyemangati, saling mengangkat, saling menutupi kekurangan, saling menggembirakan, saling mengokohkan.
Dan yang lebih luhur, kiranya Allah sebagai Sumber cinta, menganugerahkan kita semua sebuah kehidupan rumah tangga yang rahmah, dalam pengertian Allah anugerahkan kemampuan memberikan pertolongan kepada setiap diri dan orang lain, baik pertolongan secara jasad hingga diberikan kemampuan menolong hingga pada tataran jiwa. Mengenalkan jalan Ilahi, jalan keberserahdirian, mengalir dalam kehendak Allah Yang Mulia Yang Maha Segala…

0 comments:

Post a Comment